Powered By Blogger

Kamis, 20 Juni 2013


Ghawzul Bashar , menahan, mengendalikan atau mengurangi pandangan.
Dalil Qur’an surah An-nur  30-31.

Penyebab mengumbar pandangan:
  •     Mengikuti hawa nafsu/ajakan syaithan.
  •     Jahil
  •     Mengandalkan dengan mengingat Allah tanpa mengingat siksaanya
  •     Melihat / menyaksikan media yang berbau porno
  •     Tidak menikah/menunda pernikahan dengan syarat sudah mapan.
  •     Sering berada ditempat2 bercampur baur
  •         Merasakan  kelezatan semu
  •     Godaan dari lawan jenis dengan pakaian yang mengundang nafsu


Akibat negative dari memandang yang haram:
·         Pandangan yang haram dapat mematikan hati (qalbu)
·         Terancam jatuh kepada zina
·         Lupa ilmu
·         Turunnya bala ( bencana )
·         Merusak sebagian amal
·         Menambah lalai terhadap Allah dan hari akhirat
·         Rendahnya pandangan mata

Manfaat  dari menahan pandangan :
·         Membebaskan hati dari penyesalan
·         Hati dan wajah akan terpancar cahaya
·         Terbukanya pintu ilmu
·         Mempertajam firasat dan prediksi yang baik
·         Menjadi salah satu penyebab datangnya kecintaan kita kepada Allah.

Faktor2 penyebab mampu menahan pandangan:
  1.          Merasa adanya pengawasan dari Allah
  2.          Menjauhi dari penyebab pandangan
  3.          Meyakini manfaat pandangan
  4.      Melaksanakan pesan Rasullullah untuk mengalihkan pandangan.
  5.      Bergaul dengan orang-orang shaleh.
  6.      Selalu merasa usnul khatimah



Materi : Al Qudwah Qabla Da’wah
Suri tauladan untuk mendakwahi orang lain
Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
            Perseteruan antara haq dan Bathil akan terus ada sepanjang masa. Seseorang akan menentukan pilihan sendiri dalam hidupnya, jika ia paham maka yang baiklah dipilihnya tetapi jika ia tidak paham maka ia akan memilih jalan yang tidak baik. Pada dasarnya perseteruan ini sudah ada sejak zaman nabi dan akan tetap ada untuk zaman modern ini. Allah SWT telah menciptakan semuanya serba berpasangan misalnya ; jelek dengan cantik, ya dengan tidak, begitu pula antara baik dan buruk. Kenyataannya pada aplikatifnya saja seseorang justru lebih memilih untuk melakukan tindakan yang merugikan bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Untuk itulah, kita sebagai umat-Nya tidak hanya berdiam diri saja melihat sesuatu yang sepatutnya memang salah, contoh untuk hal kecil saja ketika seseorang membuang sampah sembarangan, apakah hal itu menguntungkan untuk semua pihak? Tentu saja tidak, padahal sejak kecil kita telah diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan karena kebersihan adalah sebagian dari iman dan Allah menyukai hal yang bersih begitu pula fitrahnya manusia adalah menyukai hal-hal yang baik, dan ketika sampah itu telah dibersihkan maka akan tampak dipandang baik bagi mata untuk dilihat. Ketika suatu perbuatan yang baik telah terwujud dari diri kita sendiri tanpa kita sadari bahwasannya kita telah berdakwah untuk hal yang kecil. Sadarlah juga bahwa kita bisa terjatuh gara-gara hal yang kecil, sebab seseorang telah memandang sepele duluan sebelum melihat hal kedepannya yang akan terjadi. Padahal Allah telah memerintahkan kita untuk berakhlak mulia, begitu banyak dalil dalam al-qur’an maupun sunnah untuk memerintahkan kita untuk berbuat baik.
Allah SWT berfirman :
Artinya : “ sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (Q.S Al-Qalam :4)
Kebanyakan orang masih mengatakan bahwasannya dakwah adalah kegiatan yang dilakukan oleh ustadz maupun ustadzah seperti ceramah atau khutbah dan sejenisnya. Dengan kata lain menurut kebanyakan orang dakwah itu hanya penyampaian materi secara lisan. Padahal sebenarnya dakwah itu meliputi hal lainnya, misalnya praktek, memberi contoh amalan, dan akhlak mulia. Banyak orang yang sangat pintar dalam menyampaikan teori, tapi banyak pula yang belum menyesuaikan perkataan dengan prateknya. Dapat pula disimpulkan bahwa Dakwah itu kegiatan menyampaikan yang mana dalam setiap penyampaian tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterapkan dengan perkataan serta perbuatan.
 Terdapat 5 hal yang harus dipahami dalam proses untuk menjadi suri tauladan yang baik sebelum mendakwahin orang lain :
·         Mengimaninya
·         Mengamalkannya
·         Mengajarkannya
·         Mendakwahkannya
·         Membelanya

Ada 3 metode yang bisa digunakan dalam berdakwah:
1.      Metode berdakwah dengan berceramah
2.      Metode berdakwah dengan tulisan ; contoh melalui website/blog/situs, buku.
3.      Metode berdakwah dengan perbuatan ; contohnya melalui tindakan yang saya jelaskan diatas tadi.

*diskusi*
Bagaimana cara kita berdakwah kepada keluarga kita sendiri?
ð  Menurut pendapat saya ( bukan pendapat ustadz), cara yang paling efisien untuk bisa berdakwah kepada keluarga harus ada tahapannya. Beberapa tahapannya adalah berikut :
1.      Dengan perbuatan, pada dasarnya ketika kita telah melakukan perbuatan yang baik dirumah atau dengan kata lain kita menurut dengan apa yang diperintahkan oleh orang tua , misal untuk yang akhwat membantu pekerjaan rumah. Dan pada akhirnya orang tua tetap bisa mengijinkan kita untuk berdakwah, maksud lainnya lagi tidak mengeyampingkan orang tua kita bukan berarti kita juga mengeyampingkan dakwah, ingat jangan sampai karena dakwah aktivitas kita yang lainnya terbengkalai, toh pada akhirnya setiap kita melakukan aktivitas dan menghabiskan waktu untuk yang bermanfaat , apalagi ini terletak pada ridha orang tua, intinya kita bisa mengatur waktu, dan berdakwah juga ada manajemennya,  lakukan itu dengan perlahan tetapi berkontiniutas hingga pada akhirnya orang tua kita mengijinkan kita seutuhnya unutk menghabiskan waktu bersama dengan aktivis lain dalam berdakwah.

2.      Dengan perkataan , ketika kita telah melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dalam rumah , kita pun mulai bisa mengatakan sedikit demi sedikit perihal ilmu yang telah kita pelajari sebelumnya dalam berdakwah. Tetapi sampaikan kepada mereka dengan perkataan yang lemah lembut dan janganlah ada nada yang tampak mengurui mereka takutnya malah menyinggung perasaan mereka. Contohnya saja, mengenai gerakan shalat.

Kesimpulannya :
Dakwah merupakan kegiatan mentransfer nilai, nilai yang ditransfer ini bisa melalui perbuatan dan perkataan tetapi tidak ahsan jikalau kita sendiri melakukannya bila tidak dari hati, dan perlu keikhlasan pula. Ingat ! keikhlasan yang tinggi menghadirkan Allah dalam setiap amal perbuatannya.

Fastabiqul khairat.
Afwan minkum.
Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh